Gambaran Umum
SMA PGRI 268 PANGKALAN KERSIK terletak di Desa Bero Jaya Timur Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan berdiri sejak tahun 1987 berdasarkan izin operasional nomor : 268/I.11.4/F.4c/1988, tanggal 30 september 1988, dan saat telah memiliki lebih dari 1500 lulusan, memiliki akreditasi “B” dan telah 4 kali pergantian kepala Sekolah :
- Edison Mendrofa ( 1987-1997)
- Jemikan S.Pd ( 1997-2005)
- Tego Pitoyo, S.Pd ( 2005-2015)
- Pipin Arwin, S.Sos, M.Si ( 2015- sekarang)
Sejarah
Pada awalnya SMA PGRI 268 Pangkalan Kersik bertempat di Desa Sumber Harum Kecamatan Bayung Lencir (yang sekarang telah berubah menjadi kecamatan Tungkal Jaya). Sekolah ini dirintis oleh Bapak Edison Mendrofa yang kemudian menjadi Kepala Sekolah Pertama. Berdiri atas dasar banyaknya alumni SMP yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena jarak SMA yang masih cukup jauh (Pada saat itu SMA Negeri 1 Pangkalan Balai) dikarenakan belum adanya sekolah SMA yang lebih dekat.
Pada awal berdirinnya Sekolah ini hanya memiliki siswa berjumlah 12 orang. Sebagian besar siswa tersebut adalah orang-orang terdekat dari Bapak Edison Mendrofa dan beberapa orang penduduk sekitar yang sadar akan pentingnya pendidikan. Dari 12 orang tersebut, hanya 11 orang diantaranya yang bisa menyelesaikan pendidikannya sampai lulus. Satu orang yang tidak dapat melanjutkan dikarenakan kondisi saat itu yang menuntut anak muda untuk membantu orang tuanya.
- Dalam Perkembangan
Dalam perkembangannya, SMA PGRI 268 Pangkalan Kersik sempat mengalami pasang surut. Sempat berpindah ke desa Srimulyo, Sekolah ini tetap tidak dapat bertahan dengan besarnya gelombang permasalahan. Permasalahan yang paling utama adalah belum adanya dukungan dari masyarakat banyak (yang pada saat itu belum memiliki pemahaman tentang pentingnya pendidikan). Sampai akhirnya sekolah ini mengalami “berhenti” pada tahun 1993.
Pada Tahun 1997 Kepala Desa Bero Jaya Timur saat itu Bapak Suparji, memindahkan Sekolah tersebut ke Desa Bero Jaya Timur. Pindah ketempat yang baru dan dengan harapan baru, sekolah ini dipimpin oleh Bapak Jemikan, S.Pd. Seperti mengawali lagi, Bapak Suparji dan Bapak Jemikan mencari murid dari pintu ke pintu rumah warga. Dan akhirnya perjuangan merekapun berbuah hasil 7 orang siswa. Sampai saat ini sekolah ini terus berkembang dengan segala gelombang dan badai yang menerpa.
Pada tahun 2015, hampir bertepatan dengan pergantian Kepala Sekolah dari Bapak Tego Pitoyo (Kepala sekolah setelah Bapak Jemikan) kepada Bapak Pipin Arwin, sekolah ini mengalami penurunan jumlah siswa yang sangat signifikan. Bukan karena figure Kepala sekolahnya, akan tetapi karena berdirinya Sekolah Negeri yang berdiri tepat di desa yang sama. Penurunan jumlah siswa tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang masuk (2 tahun sebelumnya berkisar diatas 100 orang per tahun, pada tahun tersebut hanya mendapat 40 orang siswa). Akan tetapi hal ini tidak menjadi halangan bagi Kepala Sekolah baru. Dengan segala dan upaya serta ide-ide cemerlang dari beliau, sekolah ini dapat menjadi besar dan berprestasi seperti sekarang ini. Salah satu ide cemerlang beliau adalah dengan mengelola Ekstrakurikuler dengan baik. Sampai saat ini, SMA PGRI 268 Pangkalan Kersik memiliki 9 Ekstrakurikuler aktif dan banyak diminati oleh banyak siswa.
Kondisi Terkini
Pada saat ini SMA PGRI 268 Pangkalan Kersik telah banyak berbenah (walaupun masih memerlukan banyak dukungan dan masukan dari berbagai pihak). SMA PGRI 268 Pangkalan Kersik saat ini terdiri dari 511 orang Siswa yang terbagi kedalam 15 Rombel, 34 orang Guru, dan 5 orang Pegawai. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum Nasional yang telah mengalami penyederhanaan. Sesuai dengan instruksi dari menteri pendidikan dan kebudayaan.
Pada masa pandemi covid 19 ini, sekolah mengalami banyak sekali pembenahan dan perubahan cara belajar, baik kurikuler maupun ekstrakurikuler. Perubahan tersebut antara lain berubahnya kegiatan belajar dari tatap muka menjadi Daring (non tatap muka). Kegiatan daring tersebut didukung dengan Website sekolah yang terus di kembangkan, sehingga siswa tidak hanya mengandalkan Google Classroom, Whatsapp Messenger, dan website-website umum dalam mengakses segala materi dan latihan, akan tetapi dapat memanfaatkan website sekolah.
Ekstrakulikuler yang tadinya menjadi penyemangat bagi siswa-siswipun kini di hentikan sementara menyesuaikan Instruksi dari Pemerintah berwenang. Kegiatan ekstrakurikuler tetap berjalan walau hanya sebatas pemberian materi secara daring.
